NIM : 1215101952
TP REG 2010
Pendahuluan
Sekarang
ini sedang trend tentang penelitian sintesis, yaitu melakukan analisis terhadap sebuah analisis
yang telah ada sebelumnya. Metode inilah yang disebut meta analysis.
Dibandingkan dengan 3 metode review artikel lainnya (Narrative Review,
Descriptive Review, dan Vote Counting), meta-analysis merupakan metode yang
paling berkonsentrasi pada pendekatan kuantitatif.
Meta-analysis lebih tidak bersifat subjektif dibandingkan dengan metode tinjauan
lain. Meta analysis tidak fokus pada kesimpulan yang didapat pada
berbagai studi, melainkan fokus pada data, seperti melakukan operasi pada
variabel- variabel, besarnya ukuran efek, dan ukuran sampel. Untuk mensintesis
literatur riset, meta-analysis statistikal menggunakan hasil akhir dari
studi-studi yang serupa seperti ukuran efek, atau besarnya efek. Fokus pada
ukuran efek dari penemuan empiris ini merupakan keunggulan meta-analysis dibandingkan
dengan metode tinjauan literatur lain.
A.
Pengertian
Penelitian Meta Analisis
Beberapa pengertian Meta Analysis yang
dikemukakan oleh ahli:
Meta analisis merupakan
analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta
menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan
sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk
melengkapi maksud-maksud lainnya (Glass, 1981). Dengan kata lain, meta
analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan
angka-angka dan metode statistik dari beberapa hasil penelitian untuk
mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang
diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya. Salah
satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian
terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
Meta analisis adalah
suatu analisis integratif sekunder dengan menerapkan prosedur statistik
terhadap hasil-hasil pengujian hipotesis penelitian.
Menurut Glass (1981),
analisis sekunder itu merupakan analisis ulang (reanalysis) terhadap data untuk
tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik statistik yang lebih
baik atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama yang
dimiliki. Analisis sekunder merupakan suatu ciri-ciri penting terhadap
riset dan kegiatan evaluasi. Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta
analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk
memperoleh seri informasi yang berasal dari sejumlah data dari
penelitian-penelitian sebelumnya. Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis
merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan
kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil
penelitian.
Meta-analisis merupakan studi dengan
cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi
primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis,
menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa
peneliti(Sugiyanto,2004). Lebih lanjut dikatakan oleh Sutjipto (1995) bahwa
meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian
secara kuantitatif. Dengan kata lain, meta-analisis sebagai suatu teknik
ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara
statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji
keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya
replikasi atau verifikasi penelitian,yang sering kali justru memperbesar
terjadinya variasi hasil penelitian.
B.
Tujuan Penelitian
Meta Analisis
Tujuan
meta-analisis pada umumnya tidak berbeda dengan jenis penelitian klinis
lainnya, yaitu :
- Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu
kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan antar-variabel
-
Melakukan inferensi dari data dalam sampel ke
populasi, baik dengan uji hipotesis (nilai p) maupun estimasi (interval
kepercayaan)
- Melakukan kontrol terhadap variabel yang
potensial bersifat sebagai perancu (confounding) agar tidak mengganggu
kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
Dengan
kata lain, tujuan dari penelitian meta-analisis
sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil
penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer.
Hal ini dilakukan untuk mengkaji keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian
yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian,yang
sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.
C.
Jenis-jenis
Penelitian Meta Analisis
1. Penelitian
Eksperimental
Penelitian eksperimental adalah
metode ilmiah yang paling meyakinkan. Karena peneliti sebenarnya memberikan
perlakuan yang berbeda dan kemudian studi efek mereka, hasil dari penelitian
jenis ini cenderung mengarah pada menerima atau menolak interpretasi secara
jelas.
2. Penelitian
Korelasional
Tipe lain dari penelitian
dilakukan untuk menentukan hubungan antara dua atau lebih variabel dan
mengeksplorasi implikasi mereka untuk sebab dan akibat; ini disebut penelitian
korelasional. Jenis penelitian ini dapat membantu kita membuat prediksi lebih
cerdas. Singkatnya, penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh
mana variabel yang satu atau lebih ada hubungan dari beberapa tipe. Pendekatan
ini memerlukan manipulasi tidak ada pada bagian peneliti selain melayani
iklan-instrumen yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang diinginkan. Pada
umumnya, orang akan melakukan jenis penelitian untuk mencari dan menggambarkan
hubungan yang mungkin ada di antara fenomena alami, tanpa berusaha dengan cara
apapun untuk mengubah fenomena ini.
3. Penelitian
Penyebab-Perbandingan
Tipe lain dari penelitian ini
dimaksudkan untuk menentukan penyebab atau konsekuensi dari perbedaan antara
kelompok-kelompok orang, ini disebut kembali pencarian kausal-komparatif.
Interpretasi dari penelitian kausal-komparatif terbatas, karena itu, karena
peneliti tidak bisa mengatakan kesimpulan apakah faktor tertentu merupakan
penyebab atau akibat dari perilaku (1) diamati (2) status orang tua ini
disebabkan oleh perbedaan prestasi terbagi menjadi dua kelompok (walaupun ini
tampaknya tidak mungkin), atau (3) beberapa faktor yang tidak dikenal sedang
bekerja. Namun demikian, meskipun masalah penafsiran, studi kausal-komparatif
adalah nilai dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab variasi yang diamati
dalam pola perilaku siswa. Dalam hal ini, mereka sangat mirip dengan studi
korelasional.
4. Penelitian
Survei
Tipe lain dari menentukan data
penelitian untuk memperoleh karakteristik yang spesifik sebuah kelompok. Ini
disebut survei pencarian ulang. Ini semacam pertanyaan terbaik dapat dijawab
melalui berbagai teknik survei yang mengukur sikap berbagai faktor terhadap
kebijakan pemerintahan. Sebuah survei deskriptif melibatkan pasangan pertanyaan
yang sama menanyakan (sering disiapkan dalam bentuk pertanyaan tertulis
kuesioner atau tes kemampuan) dari sejumlah besar individu seluruh siswa
melalui pos, melalui telepon, atau secara pribadi. Ketika sebuah jawaban untuk
satu set pertanyaan diminta secara pribadi, penelitian ini disebut wawancara.
Kemudian tanggapan dicatat dan dilaporkan, biasanya dalam bentuk frekuensi atau
persentase dari mereka yang menjawab dengan cara tertentu untuk setiap
pertanyaan.
Kesulitan yang terlibat dalam
penelitian survei terutama tiga: (1)memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang
jelas dan tidak menyesatkan, (2)mendapatkan jawaban pertanyaan dari responden
serius dan jujur, dan (3)mendapatkan kecukupan dari kuesioner lengkap dalam
jumlah yang memadai dan pengembalian untuk memungkinkan pembuatan analisis yang
berarti. Keuntungan yang besar dari penelitian survei adalah bahwa ia memiliki
potensi untuk memberikan kita banyak informasi yang diperoleh dari sampel
individu cukup besar.
5. Penelitian
Etnografi
Pada semua contoh yang
disajikan sejauh ini, pertanyaan yang diminta melibatkan seberapa baik, berapa
banyak, atau seberapa efisien pengetahuan, sikap, atau pendapat dan sejenisnya
yang sedang dikembangkan. Kadang-kadang, bagaimanapun, para peneliti mungkin
ingin memperoleh gambaran yang lebih lengkap dari proses pendidikan daripada
memberikan jawaban untuk pertanyaan di atas. Ketika mereka melakukan beberapa
bentuk untuk pencarian ulang disebut penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif berbeda dari metodologi (kuantitatif) sebelumnya dalam kedua metode
dan filsafat yang mendasarinya.
Untuk mendapatkan beberapa
wawasan ke dalam masalah seperti itu, sebuah studi etnografis dapat dilakukan.
Penekanan dalam jenis penelitian adalah mendokumentasikan atau menggambarkan
pengalaman sehari-hari individu dengan mengamati dan wawancara mereka dan orang
lain yang relevan. Sebuah ruang kelas SD, misalnya, mungkin dapat diamati pada
kebiasan sebagai dasar, para siswa dan guru dilibatkan mungkin diwawancarai
dalam upaya untuk menjelaskan, sepenuhnya dan sebanyak mungkin, apa yang
terjadi di kelas.
6. Penelitian
Sejarah
Anda mungkin sudah akrab dengan
sejarah-pencarian kembali. Dalam hal ini jenis penelitian, beberapa aspek masa
lalu dipelajari, baik oleh meneliti dokumen periode atau oleh individu
wawancara yang hidup selama ini. Peneliti kemudian mencoba untuk merekonstruksi
sebagai ketepatan mungkin apa yang selama waktu itu dan untuk menjelaskan
mengapa hal itu terjadi. Masalah utama dalam penelitian sejarah adalah
memastikan bahwa dokumen atau individu benar-benar datang dari (atau hidup
selama) periode yang diteliti, dan sekali ini tidak dapat dipungkiri, bahwa
memastikan apakah dokumen atau perkataan individu itu benar.
7. Penelitian
Tindakan
Penelitian Tindakan berbeda
dari semua metodologi sebelumnya dengan dua cara mendasar. Yang pertama adalah
bahwa generalisasi untuk orang lain, pengaturan, atau situasi adalah minimal
penting. Mencari generalisasi yang kuat, penelitian tindakan (sering guru atau
profesional pendidikan lainnya, lebih baik daripada peneliti profesional) fokus
pada mendapatkan informasi yang akan mampu untuk merubah kondisi mereka dalam
situasi tertentu yang mereka secara pribadi terlibat.
D.
Metode
yang digunakan pada penelitian Meta Analisis
Penelitian meta analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan
data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya Dengan
demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post
facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap
penelitian-penelitian yang telah dilakukan.
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
1)
Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.
2)
Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
3)
Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya
hanya pada test signifikansi
untuk mengkombinasikan effect size
4)
Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode
ini berusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan
effect study antar studi.
Teknik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para
peneliti sebagai teknik yang paling lengkap, karena selain dapat
dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga
dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat error of measurement,
maupun man made error (artifact) yang lain.
Dalam
upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan
koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004).
Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:
1. Kesalahan pengambilan
sampel
2. Kesalahan pengukuran pada
variabel dependen
3. Kesalahan pengukuran pada
variabel independent
4. Dikotomi variabel dependen
5. Dikotomi variabel
independent
6. Variasi rentangan dalam
variabel independent
7. Artefak atrisi
8. Ketidaksempurnaan validitas
konstruk pada variabel dependen
9. Ketidaksempurnaan validitas
konstruk pada variabel independen
10.Kesalahan pelaporan atau
transkripsi
11.Varians yang disebabkan oleh
faktor luar.
Hunter,
J.E., & Schmidt, F.L.(1990 )mengemukakan langkah-langkah/metode analisis
korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.
Transformasi
harga F ke dalam t, d, dan r
b.
Bare
Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
1.
Menghitung
mean korelasi populasi
2.
Menghitung varians rxy.
3.
Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel
4.
Dampak
pengambilan sampel
c.
Artefak
yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran
1.
Menghitung
mean gabungan
2.
Menghitung
korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran
3.
Interval
kepercayaan
4.
Dampak
variasi reliabilitas
Pada contoh aplikasi meta analisis nantinya akan dijelaskan
rumus-rumus yang digunakan dalam metode Hunter and Schmidt.
- Kekurangan dan
Kelebihan Penelitian Meta Analisis
Kelebihan meta analisis
1)
Lebih sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3 metode lain.
2)
Karena merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak mengambil
sampel, sehingga
hasil bisa lebih representatif. Hasil akhirnya dinamakan “effect size”.
3)
Meta-analysis memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil
penelitian yang
telah ada sebelumnya.
4)
Metode ini fokus pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang
tidak signifikan sehingga bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.
5)
Metode ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil
yang terjadi dari studi yang bermacam-macam.
Kekurangan meta analisis
1)
Karena banyaknya sampel yang diambil, maka kemungkinan akan
terjadi/memiliki sampel –sampel yang bias serta data-data yang tidak perlu
(sampah).
2)
Meta-analysis seringkali membuat hasil yang dipublikasikan hanya
yang signifikan saja, sedangkan yang tidak signifikan tidak dipublikasikan.
3)
Metode bersifat meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu.
Jadi sesuatu yang
berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini.
4)
Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya kecil.
5)
Bisa saja terjadi metodological error.
Sumber
blog:
0 komentar:
Posting Komentar